" Terwujudnya Sistem Jaringan Jalan Yang Andal, Terpadu & Berkelanjutan Di Seluruh Wilayah Nasional Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan Sosial "
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL
JAWA TENGAH - DI YOGYAKARTA
 
  • DETAIL BERITA

Kepala BBPJN VII : Kami Siap Tuntaskan Pansela sebagai Optimalisasi Perekonomian Masyakarat Selatan Jawa

Masalah perkembangan jalur Pansela menjadi topik pembahasan acara Wedangan (21/11) di Stasiun TVRI Jawa Tengah dengan tema Optimalisasi Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS/Pansela) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Akhmad Cahyadi turut hadir pula Ketua DPRD Jawa Tengah Dr. Rukma Setyabudi serta Plh Kepala Dinas PU Bina Marga Hanung Triyanto.

Jalan-jalan yang baik akan menumbuhkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar sehingga pembangunan insfrastruktur sangat penting. Terutama untuk jalur selatan (Pansela) yang selama ini kemajuannya kurang tersohor jika dibandingkan dengan jalur utara (Pantura).

“Kita melihat pada pulau Jawa mulai dari Banten ada beberapa yang kita kenal contohnya yaitu Pantura. Di tengah ada pula Jalan Tol. Kemudian terdapat juga Jalur Pansela kita kenalkan. Pada tahun 2004 terdapat kesepakatan dari gubernur ingin membangun pantai selatan jawa dengan total panjang 1604 Km dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta dan Jawa Timur” jelas Akhmad Cahyadi.

Hanung Triyanto menjelaskan problematika yang menjadi upaya pembangunan jalur selatan, “Sejak tahun 2004 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2018 ada beberapa kendala mengenai pembebasan tanah di wilayah Kebumen dan Cilacap karena biaya terbatas. Setelah jalan pansela status sudah jelas, pembangunan bisa dilakukan secara bersama-sama”.

Hanung Triyanto menambahkan jalur Pansela ini merupakan jalan non status. Pembebasan tanah tetap oleh Pemerintah Kabupaten setempat. Permasalahan yang terjadi yaitu mengenai pembebasan lahan. Untuk pekerjaan fisik ditangani oleh Kementerian PUPR.

Rukma Setyabudi mengatakan, “Apabila Pansela jadi maka ekonomi akan bangkit karena terdapat bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Selain disajikan alam yang indah maka ekonomi akan tumbuh serta kesejahteraan meningkat. Percepatan pembangunan di Pansela juga harus memperoleh dukungan yang kuat oleh semua pihak untuk mencapai kesejahteraan”.

Tokoh masyarakat Kebumen Agus Wuryanto menyampaikan, “Infrastruktur sangat penting untuk kita. Sebenarnya kami masyarakat yang ada di wilayah selatan seperti di Kebumen, Purworejo dan Cilacap sudah lama menantikan terdapat jalan penghubung yang bisa memobilisasi seluruh aktivitas masyarakat. Tak hanya itu, seluruh wilayah selatan sangat berpotensi alam yang indah”.

Agus Wuryanto juga mengakui jalur selatan memiliki potensi yang sangat kuat, yang terlihat sekarang yakni mengenai ikan laut. Apabila jalan belum bagus kami kesulitan untuk mendistribusikan penghasilan ikan ke kota yang lain.

Akhmad Cahyadi menuturkan pembangunan pansela tidak kalah dengan yang ada di Pantura. Kondisi jalan dengan lebar 7 meter sesuai dengan standar jalan nasional, karena kondisi geografisnya naik turun sehingga anggaran yang dibutuhkan relatif besar.

“Kami siap tuntaskan jalur Pansela karena secara teknis tidak ada permasalahan. Semua akan terlaksana dengan baik apabila disertai dengan kerjasama dari seluruh pihak yang terlibat. Terbukti dari panjang 211 Km hanya tersisa 46 Km untuk jalur Pansela” tegasnya.