" Terwujudnya Sistem Jaringan Jalan Yang Andal, Terpadu & Berkelanjutan Di Seluruh Wilayah Nasional Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan Sosial "
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL
JAWA TENGAH - DI YOGYAKARTA
 
  • DETAIL BERITA

Jembatan Pembuka Akses Desa Kragan, Karanganyar

Karanganyar – Jembatan Kragan sebagai penyambung dua wilayah yang terpisahkan oleh Sungai Bengawan Solo tepatnya di antara Dusun Karangwuni, Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo dengan Dusun Sapen, Desa Kebak, Kecamatan Kebakkramat secara fisik proses konstruksinya telah mencapai 68% dan ditargetkan selesai pada Bulan Februari 2019. Jembatan ini dibangun menggunakan dana APBN dengan kontrak multi years tahun      anggaran 2017-2018 melalui Paket Pembangunan Jembatan Kragan dan Jembatan Gantung cs senilai Rp. 20,6 miliar.

Pembangunan jembatan ini dilaksanakan oleh PPK Jembatan Tirtonadi dan Progo Kranggan, cs (Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah) dengan kontraktor PT. Putra Mas Indah Baroe dan konsultan pengawas PT. Indec Internusa (KSO) PT. Seecons-PT.Adhy Duta Prima.

Jembatan Kragan yang menggunakan rangka baja untuk bangunan atasnya dengan pondasi tiang pancang baja ini memiliki total bentang 100 meter yang terdiri dari bentang 60 meter dan bentang 40 meter. Jembatan ini memiliki dua abutmen dan satu pilar.

“Untuk bentang 40 meter telah selesai pengerjaan pembetonan lantai, sedangkan untuk bentang 60 meter masih dalam tahap pembesian lantai. Lebar total jembatan 9 meter terdiri dari jalan utama 7 meter dan trotoar masing-masing sisi 1 meter. Nantinya setelah pembetonan lantai telah selesai semua akan dilapisi aspal setebal 4 cm” ujar Sigit, Site Engineer dari konsultan pengawas saat ditemui di lokasi (16/11).

Teuku Hermansyah, PPK Jembatan Tirtonadi dan Progo Kranggan,cs menambahkan bahwa paket pekerjaan juga melingkupi peningkatan jalan pendekat jembatan sepanjang 273 meter di sisi Dusun Karangwuni dan 158 meter di sisi Dusun Sapen. Jalan yang semula masih berupa tanah akan ditingkatkan dengan perkerasan berbutir dan diaspal.

Sebelum ada jembatan, masyarakat kedua desa harus mengambil rute sejauh 10 km untuk mengakses desa atau daerah di seberang jembatan. Atau menggunakan jasa perahu penyeberangan yang dioperasikan oleh beberapa warga Dusun Karangwuni di lokasi sungai pada area jembatan yang dibangun ini. Dengan membayar jasa perahu dengan tarif Rp.2.000,- per orang atau Rp.10.000,- untuk kendaraan roda dua.

Kamto (53 tahun) Ketua RT 1 RW 4 Dusun Karangwuni menyebutkan bahwa jembatan ini berasal dari aspirasi warga. “Kurang lebih tiga tahun lalu Bapak Presiden meninjau kesini, pas mau lebaran. Waktu itu ada yang usul minta jembatan ini, kemudian disanggupi oleh Bapak Presiden, dan Bapak Bupati juga menyanggupi, kemudian dilanjutkan sampai sekarang. Warga sudah lama menginginkan jembatan, karena biasanya warga harus memutar jauh.” ungkap Kamto.