Yogyakarta— Paket pekerjaan pelebaran Jalan Sindutan – Congot dan jalan Demen – Glagah mendorong untuk membuka akses menuju bandara baru yang berada di Kabupaten Kulon Progo yaitu bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Kementerian PUPR mendukung pembangunan infrastruktur jalan yang menuju bandara NYIA dengan panjang jalan akses menuju bandara tersebut sekitar 1.300 meter dengan nilai Owner Estimate Rp. 311,85 miliar, TA. 2018: Rp. 75 miliar dan TA. 2019 : 236,85 miliar, serta dana pembangunan underpass NYIA menggunakan dana SBSN (Sumber : www.pu.go.id)
Peningkatan ruas Jalan Sindutan – Congot sepanjang 0,55km serta Jalan Demen -Glagah sepanjang 2,60km sebagai pengalihan dari JJLS. Ruas jalan tersebut nantinya bisa digunakan saat bandara mulai beroperasi di tahun 2019. Pekerjaan paket ini meliputi pelebaran ruas Sindutan – Congot dan ruas Demen – Glagah menjadi lebar 7,50 meter dan penggantian Jembatan Sindutan dengan bentang 20 meter dan lebar 7,50 meter. Saat ini progres sudah mencapai 52% persen dan melebihi dari rencana yaitu 38%.
“Sudah dalam pengerjaan girder dan sudah tahap pengecoran. Kita terus mengejar sebelum musim hujan” sahut Sukiswandi PPK Jombor – Yogyakarta – Karangnongko.
Pelaksana paket pekerjaan pelebaran Jalan Sindutan – Congot dan jalan Demen – Glagah yaitu Kontraktor PT Putra – PT Bejo dengan nilai kontrak 12,7 miliar. Paket ini terkontrak pada bulan Juli 2018 dan akan selesai kontrak 31 Desember tahun ini.
Sukiswandi menjelaskan, “Dulu status ruas ini awalnya milik Kabupaten Kulonprogo, kemudian naik status jalan provinsi. Kemarin keluar surat dari Menteri PUPR yang didalamnya menjelaskan bahwa ruas ini termasuk jalan strategis untuk mengakses ke Bandara NYIA sehingga penanganannya menggunakan dana APBN”.
Terdapat rekayasa lalu lintas atas pelaksanaan paket ini lantaran ruas jalan ini ditutup sementara. Penutupan jalan dilakukan secara total agar bisa melaksanakan pembongkaran jembatan. Arus lalu lintas kemudian dialihkan ke jalan nasional.
Sukiswandi menambahkan, “Permasalahan yang terjadi yaitu ketika pengerjaan abutment kedua keluar air sumber. Sehingga kita melakukan penanganan dengan memompa air dan dialihkan ke aliran arah kanan dan kiri. Karna disini bukan termasuk aliran sungai sehingga bisa kita tampung sementara”.
“Berkat kerjasama dan kekompakan semua bisa mencapai deviasi 13%. Bulan november bisa mencapai sekitar 60% sehingga deviasi bertambah sekitar 8%. Selagi tidak hujan, kita segerakan untuk pekerjaannya. Semoga pada awal desember bisa dilewati meskipun secara fungsional” tutup Sukiswandi.