Pembangunan jembatan gantung menjadi salah satu infrastruktur idola di desa-desa. Pembangunan jembatan gantung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat dimulai pada tahun 2005 yang saat itu dibangun 10 jembatan di Indonesia. Pada tahun 2019 dibangun sebanyak 133 jembatan. Angka ini cukup fantastis mengingat pentingnya arti sebuah jembatan bagi masyarakat desa yang terisolir akibat kondisi geografis.
Dan ini adalah kisah jembatan gantung Ngampon yang berada di Dusun Ngampon, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta. Sebagian jembatan gantung memang berasal dari aspirasi masyarakat melalui anggota DPR, seperti jembatan gantung Ngampon yang diusulkan melalui anggota Komisi V DPR-RI Drs. HM. Idham Samawi. Aspirasi warga Dusun Ngampon yang lokasinya berbatasan dengan sungai yang memisahkan dusun tersebut dengan akses jalan raya. Sebelum ada jembatan gantung ini, warga membuat jembatan kecil dari sesek (bambu) yang hanya bisa dilalui pejalan kaki.
Kepala Desa Sitimulyo, Juweni, menyebutkan bahwa Dusun Ngampon yang berbatasan dengan Desa Potorono dan Jambidan ini untuk menuju Kantor Desa Sitimulyo harus melalui rute yang jauh (memutar).
Peletakan batu pertama yang menandai dimulainya konstruksi pembangunan jembatan gantung Ngampon dilaksanakan pada 29 Agustus 2019 yang dihadiri oleh Kepala BBPJN VII Akhmad Cahyadi, Anggota DPR Idham Samawi, Anggota Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Bantul, Danramil Piyungan, Kasi Kemasyarakatan Kecamatan Piyungan, dan Kepala Desa Sitimulyo beserta perangkat desa.
“Pembangunan jembatan gantung ini sesuai arahan dari Bapak Presiden melalui nawacita pembangunan dimulai dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan. Selama dua tahun ini kita (Kementerian PUPR) sudah membangun sekitar 300 jembatan termasuk di DIY ini. Jembatan Gantung Ngampon ini nanti panjangnya 60 meter, lebar 1,7 meter dan hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda dua dengan beban maksimal 40 orang” ujar Cahyadi.
Jembatan gantung ini dibangun oleh Satker PJN Provinsi D.I.Yogyakarta pada Tahun Anggaran 2019 dengan dana sebesar 2,647 Miliar Rupiah.
Awal tahun 2020 ini masyarakat Desa Sitimulyo khususnya Dusun Ngampon telah dapat merasakan hasil pembangunan jembatan ini. Aktifitas warga menuju sekolah, Kantor Desa, menuju pasar Ngablak, serta ke pabrik beralih melewati jembatan gantung ini.
Tari, istri warga Dusun Ngampon menyebutkan setelah ada jembatan, untuk menuju rumah orang tuanya yang berada di Desa seberang jalan / sungai lebih cepat sekitar 5 menit. Padahal menurut pengakuannya, sebelum ada jembatan untuk menuju desa seberang lebih lama yaitu sekitar 20 menit.
Pengakuan Rini, warga Dusun Ngampon yang tinggal di dekat jembatan menyebutkan sebelumnya tempat tinggalnya berada di wilayah paling belakang dusun ini sekarang menjadi lebih ramai karena jembatan gantung ini menjelma menjadi gerbang baru Dusun Ngampon.
Tidak hanya mobilitas saja yang menjadi meningkat, perekonomian desa juga menjadi terangkat. Beberapa warga di sekitar jembatan seperti Tari dan Rini mendirikan usaha warung makan semenjak jembatan tersebut menjadi ramai lalu lintas warga.
Selain itu warga juga telah merencanakan untuk memanfaatkan serta mengolah lahan di sekitar jembatan menjadi tempat wisata. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa sebuah jembatan menjadi motivasi tersendiri bagi geliat nadi perekonomian warga. (LU/CK)