" Terwujudnya Sistem Jaringan Jalan Yang Andal, Terpadu & Berkelanjutan Di Seluruh Wilayah Nasional Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan Sosial "
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL
JAWA TENGAH - DI YOGYAKARTA
 
  • DETAIL BERITA

Optimasi Pekerjaan Struktur Jembatan Kol Sunandar

Kudus – Jembatan Kolonel Sunandar A berada di jalur Pantura perbatasan Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak tepatnya di Ruas Trengguli – Batas Kabupaten Demak/Kudus KM SMG 46+000. Jembatan Kol Sunandar ini dibangun untuk menggantikan Jembatan Kol Sunandar A eksisting yang melayani lalu lintas dari arah Demak ke Kudus. Jembatan Kol Sunandar A eksisting sudah berumur lebih dari 50 tahun sehingga perlu diganti untuk keamanan dan keselamatan jalan.

Metode penggantian jembatannya dilakukan dengan duplikasi terlebih dahulu sebelum nantinya jembatan eksisting dibongkar. Dari desain jembatan diketahui bahwa jarak antara jembatan yang baru ini (A) dengan Jembatan Kol Sunandar B menjadi sekitar 15-20 m. Sehingga saat ini Jembatan Kol Sunandar eksisting (Jembatan A dan B) tetap melayani lalu lintas seperti biasa yaitu ke arah Demak dan ke arah Kudus.

Proyek MYC (Multi Years Contract) yang didanai APBN senilai 115,5 miliar ini ditargetkan selesai pada Juni 2019. Hingga 27 Januari 2019 progress fisik telah mencapai 67%. Pekerjaan jalan pendekat atau struktur pile slab terdiri dari 6 segmen, 201 m di sisi Demak dan 201 sisi Kudus sudah selesai semua pengecorannya tanggal 25 Januari 2019.

Hingga saat ini proses pembebasan lahan di sisi Kudus sudah selesai, sedangkan di sisi Demak masih berjalan proses pembebasan lahan seluas ± 300 m² yang merupakan tanah kas desa. Untuk itu sudah dilakukan survey bersama dengan tim pembebasan lahan dari Satker PJN I Wilayah Jawa Tengah dan dilanjutkan proses pengukuran bersama dengan BPN.

Untuk Jembatan Kol Sunandar A yang baru ini menggunakan tipe gelagar baja yang terdiri dari 3 bentang yaitu 45 m (bentang timur), 80 m (bentang tengah), 45 m (bentang barat) atau total bentang 170 m. Jembatan ini didukung oleh 2 pilar dan 2 abutmen. Pekerjaan struktur jembatan terdiri dari 15 segmen atau masing-masing 5 segmen di tiap bentangnya.

“Di sisi barat (Demak) sebanyak 5 segmen dan sudah ter-erection atau sudah naik. Untuk sisi timur (Kudus) sampai Senin sore (28/1) baru 3 segmen dan sekarang proses segmen ke 4 dan ke 5” ujar Alik Mustakim, PPK Underpass Karangsawah dan Jembatan Kol. Sunandar Cs.

Rencana erection bentang tengah akan dilaksanakan pada minggu kedua Februari 2019. Untuk bentang tengah ini akan dilakukan modifikasi metode pekerjaan yang rencananya menggunakan struktur jembatan lama sebagai lifting area (tempat dudukan lifting cranenya). Hal ini disebabkan debit air di sungai yang cukup tinggi mencapai 400m³/detik sehingga desain awal metode erection yang menggunakan area di bawah sungai menjadi tidak memungkinkan.

“Dengan kondisi musim hujan seperti ini untuk segmen bentang yang 45 m baik sisi Demak maupun Kudus kita masih bisa membuat lifting area di bawah sungai, tapi untuk segmen bentang tengah 80 m kita tidak bisa memanfaatkan area di bawah jembatan” kata Alik.

Dengan rencana penggunaan area jembatan eksisting pada saat erection bentang tengah maka nantinya diperlukan rekayasa lalu lintas. Estimasi waktu untuk merangkai, mengangkat segmen bentang tengah sampai tersambung diperkirakan memakan waktu 2-3 jam untuk tiap segmennya. Untuk itu pihak PPK telah melakukan koordinasi dengan Kepolisian (Lantas) dan Dishub setempat. Jembatan eksisting akan ditutup pada saat erection, sehingga lalu lintas akan menggunakan Jembatan Kol Sunandar B yang normalnya untuk jalur ke arah Demak, menjadi melayani dua arah.

Survey lalu lintas juga telah dilaksanakan selama satu minggu penuh untuk mengetahui perilaku lalu lintas dan tipikalnya jam padatnya. Sehingga diketahui waktu yang bisa dioptimalkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan meminimalisir kemacetan.

“Secara umum lalin akan peak (padat) di saat pagi jam 6-8 sama jam 4-7 sore. Puncaknya adalah Sabtu Minggu. Kita akan manfaatkan weekday di jam malam (sekitar jam 8 atau 9 malam) mungkin kita akan kerja sampai pagi dengan melihat situasi yang ada, karena sebetulnya metode erection bentang tengah ini tidak memerlukan waktu lama” cetusnya.

Jika kondisi pelaksanaan satu segmen lancar maka akan dilanjutkan ke segmen berikutnya, namun jika terjadi tundaan lalu lintas yang panjang maka akan dioptimalkan pekerjaan pengencangan baut di segmen bentang tengah tersebut dan arus lalin kembali dibuka.